banner

Kronologi Kedatangan Portugis ke Nusantara Tahun 1509

Daftar Isi
Kronologi Kedatangan Portugis ke Nusantara Tahun 1509

Awal Mula Portugis Berlayar ke Nusantara

Kedatangan Portugis ke Nusantara merupakan babak baru dalam sejarah Indonesia. Motivasi utama mereka adalah mencari rempah-rempah, komoditas yang sangat berharga di Eropa pada masa itu. 

Faktor-faktor pendorong Portugis berlayar ke Nusantara:

  1. Kemajuan teknologi pelayaran: Portugis mengembangkan teknologi pelayaran yang canggih, seperti kapal karavel dan kompas, yang memungkinkan mereka menjelajahi lautan luas.
  2. Ambisi untuk menguasai perdagangan: Portugis ingin menguasai perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan, yang sebelumnya dikuasai oleh pedagang Muslim di Laut Merah dan Mediterania.
  3. Semangat penjelajahan: Portugis ingin menemukan rute baru ke Asia Timur, yang diyakini sebagai sumber kekayaan yang berlimpah.

Kronologi kedatangan Portugis ke Nusantara:

Portugis di Malaka

1509, Portugis di bawah pimpinan Diego Lopez de Sequeira mendarat di Malaka untuk pertama kalinya.

Malaka, kota bersejarah di pesisir barat Semenanjung Malaya, menjadi saksi bisu era kolonialisme Portugis di Asia Tenggara. Selama lebih dari 130 tahun, sejak 1511 hingga 1641, Portugis menguasai Malaka dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan rempah-rempah yang strategis.

Kedatangan dan Penaklukan Malaka

Pada tahun 1511, armada Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka dari Kesultanan Malaka. Kemenangan ini merupakan hasil strategi cerdik Albuquerque, termasuk memanfaatkan perselisihan internal di Malaka.

Masa Kejayaan Portugis di Malaka

Di bawah kekuasaan Portugis, Malaka berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang ramai. Pedagang dari berbagai penjuru Asia dan Eropa datang ke Malaka untuk membeli rempah-rempah seperti lada, cengkeh, dan pala. Portugis juga memonopoli perdagangan rempah-rempah dengan Eropa, sehingga menghasilkan keuntungan besar bagi mereka.

Pengaruh Portugis di Malaka

Kehadiran Portugis di Malaka tidak hanya membawa perubahan dalam perdagangan, tetapi juga dalam bidang agama, budaya, dan politik.

  1. Agama: Portugis menyebarkan agama Katolik di Malaka, dan membangun gereja-gereja. 
  2. Budaya: Budaya Portugis bercampur dengan budaya lokal, menghasilkan tradisi dan kuliner baru. Bahasa Portugis juga mulai digunakan oleh sebagian masyarakat Malaka.
  3. Politik: Portugis menerapkan sistem pemerintahan kolonial di Malaka, dan mengangkat gubernur untuk memerintah.

Kejatuhan Portugis di Malaka

Kekuasaan Portugis di Malaka mulai goyah pada abad ke-17. Belanda, Inggris, dan Aceh mulai menantang dominasi Portugis di wilayah tersebut. Pada tahun 1641, Belanda berhasil merebut Malaka dari Portugis setelah pengepungan selama 5 bulan.

Warisan Portugis di Malaka

Meskipun Portugis hanya berkuasa di Malaka selama 130 tahun, namun pengaruh mereka masih terasa hingga saat ini. Bangunan-bangunan bersejarah peninggalan Portugis, seperti Benteng A Famosa dan Gereja St. Paul, masih berdiri kokoh dan menjadi objek wisata populer. Bahasa Portugis juga masih digunakan oleh sebagian kecil masyarakat Malaka, terutama keturunan Portugis-Eurasia.

Masa kolonialisme Portugis di Malaka merupakan era penting dalam sejarah Asia Tenggara. Kedatangan mereka membawa perubahan besar dalam perdagangan, agama, budaya, dan politik di wilayah tersebut. Warisan Portugis di Malaka masih dapat dilihat hingga saat ini, dan menjadi bagian integral dari identitas budaya Malaka.

Portugis Menguasai Malaka

1511, Alfonso de Albuquerque berhasil menguasai Malaka, yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara.

Kedatangan dan Kemenangan Portugis di Malaka

Pada tahun 1511, armada Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque tiba di Malaka, sebuah kota pelabuhan yang strategis di pesisir barat Semenanjung Malaya. Albuquerque memiliki ambisi besar untuk menguasai Malaka, yang saat itu merupakan pusat perdagangan rempah-rempah yang penting di Asia Tenggara.


Kronologi Kedatangan Portugis ke Nusantara Tahun 1509


Strategi Cerdik Albuquerque

Albuquerque tidak langsung menyerang Malaka. Dia terlebih dahulu menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Johor, tetangga Malaka yang memiliki perselisihan dengan Kesultanan Malaka. Dia kemudian membantu Johor menyerang Malaka, dan berhasil merebut kota tersebut setelah pengepungan selama 40 hari.

Faktor-faktor Kemenangan Portugis

Beberapa faktor yang berkontribusi pada kemenangan Portugis:

  1. Teknologi maritim yang superior: Portugis memiliki kapal karavel yang lebih kuat dan manuver dibandingkan kapal-kapal tradisional Melayu.
  2. Persenjataan yang lebih canggih: Portugis memiliki meriam dan senjata api yang lebih mematikan dibandingkan senjata tradisional Melayu.
  3. Strategi yang cerdik: Albuquerque memanfaatkan perselisihan internal di Malaka dan menjalin aliansi dengan Johor untuk melemahkan Kesultanan Malaka.

Dampak Penguasaan Portugis di Malaka

Penguasaan Portugis di Malaka membawa dampak besar bagi wilayah tersebut:

  1. Perubahan dalam perdagangan: Portugis memonopoli perdagangan rempah-rempah, yang membawa keuntungan besar bagi mereka. Hal ini berakibat pada penurunan pendapatan Kesultanan Malaka dan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara.
  2. Penyebaran agama Katolik: Portugis berusaha menyebarkan agama Katolik di Malaka, dan membangun gereja-gereja. Hal ini memicu resistensi dari penduduk yang mayoritas beragama Islam.
  3. Pengaruh budaya: Budaya Portugis bercampur dengan budaya lokal, menghasilkan tradisi dan kuliner baru. Bahasa Portugis juga mulai digunakan oleh sebagian masyarakat Malaka.

Penguasaan Malaka oleh Portugis merupakan peristiwa penting dalam sejarah Asia Tenggara. Kemenangan mereka didorong oleh teknologi maritim dan persenjataan yang superior, serta strategi yang cerdik. Penguasaan Malaka membawa perubahan besar dalam perdagangan, agama, dan budaya di wilayah tersebut, dan menjadi awal dari era kolonialisme Portugis di Asia Tenggara.

Portugis di Maluku, Ternate dan Tidore

1512, Portugis mencapai Maluku dan mulai membangun benteng di Hitu (Ambon) dan Tidore.

Kedatangan Portugis di Maluku pada awal abad ke-16 menandai babak baru dalam sejarah Kepulauan Rempah-rempah. Keinginan mereka untuk menguasai perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan membawa mereka ke Ternate dan Tidore, dua kerajaan besar di Maluku yang bersaing untuk memperebutkan hegemoni di wilayah tersebut.

Perebutan Kekuasaan di Ternate dan Tidore

Awalnya, Portugis menjalin hubungan baik dengan Ternate, yang saat itu dipimpin oleh Sultan Hairun. Mereka membantu Ternate dalam peperangan melawan Tidore, dan mendapatkan akses ke cengkeh, rempah-rempah yang paling berharga di Maluku. Namun, hubungan ini memburuk ketika Portugis mulai mencampuri urusan internal Ternate dan berusaha memaksakan agama Katolik kepada rakyatnya.

Pada tahun 1535, Sultan Hairun dibunuh oleh orang Portugis, memicu pemberontakan besar di Ternate. Sultan Khairun, penggantinya, mengusir Portugis dari Ternate dan menjalin aliansi dengan Kesultanan Ottoman. Portugis kemudian beralih ke Tidore, dan membantu Sultan Abdullah Zainal Abidin dalam peperangan melawan Ternate. Sebagai imbalannya, mereka mendapatkan akses ke pala, rempah-rempah lain yang berharga dari Maluku.

Pengaruh Portugis di Maluku

Kehadiran Portugis di Maluku memiliki dampak yang signifikan:

  1. Perubahan dalam perdagangan: Portugis memonopoli perdagangan rempah-rempah, yang membawa keuntungan besar bagi mereka. Hal ini menyebabkan harga rempah-rempah melambung tinggi dan merugikan para pedagang lokal.
  2. Penyebaran agama Katolik: Portugis berusaha menyebarkan agama Katolik di Maluku, dan membangun gereja-gereja. Hal ini memicu resistensi dari penduduk yang mayoritas beragama Islam.
  3. Perubahan politik: Portugis mencampuri urusan internal kerajaan-kerajaan di Maluku, dan berusaha untuk mengendalikan mereka. Hal ini menyebabkan ketegangan dan konflik dengan para pemimpin lokal.

Perlawanan Terhadap Portugis

Ketidakpuasan rakyat Maluku terhadap Portugis semakin meningkat. Pada tahun 1575, Sultan Baabullah dari Ternate memimpin koalisi kerajaan-kerajaan Maluku untuk melawan Portugis. Perang berlangsung selama beberapa tahun, dan pada akhirnya Portugis berhasil dikalahkan dan diusir dari Maluku pada tahun 1577.

Kronologi Kedatangan Portugis ke Nusantara Tahun 1509


Perebutan kekuasaan dan pengaruh Portugis di Maluku, Ternate dan Tidore meninggalkan warisan yang kompleks. Kehadiran mereka membawa perubahan besar dalam perdagangan, agama, dan politik di wilayah tersebut. Namun, kolonialisme mereka juga memicu perlawanan dari rakyat Maluku, yang pada akhirnya berhasil mengusir Portugis dari kepulauan tersebut.

Portugis Menguasai Sunda Kelapa

1522, Portugis berhasil menguasai Sunda Kelapa (Jakarta) dan menjalin hubungan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di Jawa.

Kedatangan Portugis di Sunda Kelapa

Pada tahun 1522, armada Portugis di bawah pimpinan Ferdinan Magellan tiba di Sunda Kelapa, sebuah pelabuhan utama di pesisir barat Jawa. Mereka disambut baik oleh Fatahillah, raja Sunda saat itu. Fatahillah berharap bantuan Portugis untuk melawan Kesultanan Demak, kerajaan Islam yang sedang bangkit di Jawa Tengah.

Kerjasama Portugis dengan Sunda Kelapa

Portugis bersedia membantu Sunda Kelapa dengan imbalan akses ke lada, rempah-rempah yang berharga dari Sunda. Pada tahun 1522, Portugis membantu Sunda Kelapa dalam pertempuran melawan Demak. Kemenangan ini memperkuat posisi Sunda Kelapa sebagai pusat perdagangan di Jawa.

Penaklukan Sunda Kelapa oleh Portugis

Namun, hubungan antara Portugis dan Sunda Kelapa tidak berlangsung lama. Pada tahun 1527, Portugis mengkhianati Sunda Kelapa dan menyerang kota tersebut. Mereka berhasil merebut Sunda Kelapa dan mengubah namanya menjadi Jayakarta. Portugis kemudian membangun benteng di Jayakarta dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan mereka di Jawa.

Jalinan Kerjasama dengan Raja-Raja Jawa

Meskipun menguasai Jayakarta, Portugis tidak ingin terlibat dalam peperangan dengan kerajaan-kerajaan Jawa lainnya. Mereka lebih memilih untuk menjalin kerjasama dengan kerajaan-kerajaan yang bersedia untuk memasok lada kepada mereka.

  • Kesultanan Demak: Portugis menjalin kerjasama dengan Demak untuk mendapatkan akses ke lada dari Jawa Tengah.
  • Kesultanan Banten: Portugis menjalin kerjasama dengan Banten, yang merupakan kerajaan penerus Sunda Kelapa, untuk mendapatkan akses ke lada dari Jawa Barat.
  • Kesultanan Mataram: Portugis menjalin kerjasama dengan Mataram, kerajaan Islam yang dominan di Jawa Tengah, untuk mendapatkan akses ke lada dari Jawa Tengah.

Dampak Kehadiran Portugis di Jawa

Kehadiran Portugis di Jawa membawa dampak yang signifikan:

  1. Perubahan dalam perdagangan: Portugis memonopoli perdagangan rempah-rempah, yang membawa keuntungan besar bagi mereka. Hal ini menyebabkan harga rempah-rempah melambung tinggi dan merugikan para pedagang lokal.
  2. Penyebaran agama Katolik: Portugis berusaha menyebarkan agama Katolik di Jawa, dan membangun gereja-gereja. Hal ini memicu resistensi dari penduduk yang mayoritas beragama Islam.
  3. Perubahan politik: Portugis mencampuri urusan internal kerajaan-kerajaan di Jawa, dan berusaha untuk mengendalikan mereka. Hal ini menyebabkan ketegangan dan konflik dengan para pemimpin lokal.

Kedatangan Portugis di Sunda Kelapa dan jalinan kerjasama mereka dengan kerajaan-kerajaan Jawa menandai babak baru dalam sejarah perdagangan dan politik di Jawa. Kehadiran mereka membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, dan meninggalkan warisan yang kompleks yang masih terasa hingga saat ini.

Dampak kedatangan Portugis ke Nusantara:

  1. Perubahan ekonomi: Portugis memonopoli perdagangan rempah-rempah, yang membawa keuntungan besar bagi mereka.
  2. Perubahan politik: Kedatangan Portugis memicu konflik dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara, seperti Kesultanan Demak dan Kesultanan Banten.
  3. Perubahan sosial dan budaya: Portugis menyebarkan agama Katolik dan membawa pengaruh budaya Eropa ke Nusantara.

Kedatangan Portugis ke Nusantara memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Kedatangan mereka membuka hubungan dengan dunia luar, tetapi juga membawa kolonialisme dan eksploitasi sumber daya alam.

Asri Amri Nasir
Asri Amri Nasir Blogger.

Posting Komentar

banner